Kalau sedang bosan dengan Jakarta atau baru saja menyelesaikan pekerjaan yang menyita banyak tenaga, saya meliburkan diri. Rutenya selalu Yogyakarta. Yang pertama, karena orangtua saya tinggal di sana. Sebisa mungkin saya menyempatkan diri untuk menengok mereka. Lalu, di kota ini saya memiliki banyak tempat bermain.
Berhubung perjalanan ini untuk liburan, saya memilih
transportasi yang lambat. Seperti biasa, saya memilih kereta pagi. Supaya bisa
melihat-lihat pemandangan sawah dan perbukitan di luar jendela. Supaya praktis,
saya membeli tiket kereta online di Tokopedia.
Tiap kali ke Yogya, saya selalu menyempatkan diri untuk
makan. Kota ini memiliki banyak rumah makan enak dengan harga terjangkau. Kemarin
saya sempat mencicipi empat tempat makan yang baru buka tahun ini. Yang pertama:
Kopi Senthong di Perum Graha Citra, Sariharjo. Saya penasaran dengan tempat ini
karena sering melihat teman saya memposting menunya. Selain kopi, tempat ini
menyajikan cemilan kampung seperti pisang dan tahu goreng. Rasanya enak karena
disajikan hangat,. Mereka juga punya menu masakan jawa seperti sayur lodeh,
pecel, ayam goreng, brongkos, dan garang asem.
Kami sekeluarga juga sempat makan malam di Omah Palgading yang
letaknya di Desa Wisata Palgading, Minomartani. Tempatnya menyenangkan. Sebuah
bangunan joglo besar dengan kayu-kayu tua dan tegel kunci yang cantik. Sayang
kami ke sana malam-malam. Hasil foto saya banyak yang kurang cahaya. Kalau ke
sana siang hari, bakal banyak foto ootd. Rumah makan ini menjadi satu dengan
sebuah homestay di tepi sungai. Bangunannya terbuat dari kayu jati kuno. Dua
rumah makan tadi layak untuk dicoba.
Dua tempat lainnya biasa saja menunya. Di keempat rumah
makan tersebut, saya selalu memesan minuman hangat. Di Yogya, gampang sekali
mendapatkan menu minuman berbahan jahe. Sebagian besar merupakan minuman
modifikasi wedang uwuh. Minuman yang awalnya dibuat di daerah Imogiri ini
hangat dan bisa membuat perut nyaman. Kadang, kalau agak tidak enak badan atau
hampir flu, saya sering membuat minuman sejenisnya. Kalau sedang malas, saya
hanya menggeprek jahe bakar dan merebusnya bersama gula jawa, pandan, dan kayu
manis. Kalau sedang rajin, saya membuat minuman dari jahe bakar, jeruk nipis,
sere, kencur, cengkeh, dan kayu manis. Mimuman kedua lebih enak jika dibuat
dengan gula batu.
Salah satu tempat yang paling sering saya kunjungi adalah Pasar
Bringharjo. Saya suka berjam-jam mengelilingi beberapa lantai. Banyak produk
buatan lokal di sini. Saya suka pergi ke bagian kerajinan tangan, aneka
rempah-rempah, dan kain. Karena pasar ini sering didatangi turis, sebagian
penjualnya mematok harga tinggi. Kita perlu pandai-pandai menawar. Kalau saya
sih lebih memilih untuk datang ke penjual yang letaknya agak masuk ke dalam.
Biasanya, mereka cenderung menjual barang serupa dengan harga lebih murah. Karena jalan-jalan biasanya haus, saya sering
membeli minuman dan makan di pasar. Untuk minuman, favorit saya es dawet di
depan pasar. Kalau untuk makanan, biasanya saya ke lantai dua. Di sini ada soto
dan empal yang enak. Kalau sedang ingin sehat, saya membeli gado-gado.
Tidak jauh dari Bringharjo ada tempat favorit saya: Kawasan
Tamansari. Kalau sedang kurang kerjan, saya memilih untuk naik becak ke tempat ini. Harus pandai-pandai menawar.
Kadang ada tukang becak yang berfikir kita pendatang dan memasang harga
seenaknya. Biasanya, saya ke daerah ini sembari makan siang. Ada ibu-ibu
penjual warung makan yang enak sekali di salah satu kios Pasar Ngasem lama. Dia
menjual sayur bobor dari daun kelor. Sayang menu ini hanya ada tiap akhir
pekan. Hari lain dia memasak brongkos. Enak juga sih. Makan di tempat ini murah
meriah sekali. Perorang biasanya kena di bawah Rp. 15.000 rupiah untuk makan
dan minum. Selain di tempat ini saya biasanya makan di Warung Handayani Lalu di
dekat Alun-alun Kidul. Saya datang ke tempat ini sore selepas orang makan
siang. Tempatnya terlalu ramai dan panas saat siang hari. Biasanya saya memesan
wedang tape dan brongkos.
Saya lupa sudah berapa kali datang ke Taman Sari. Yang pasti
saya mulai datang ke tempat ini sejak Sekolah Dasar. Di Taman Sari saya sering
mampir untuk melihat proses pembuatan wayang dari kulit. Saya selalu terpesona
melihat detailnya. Pemahatnya rajin sekali bisa mebuat tatahan kecil-kecil dan
rumit. Kalau menjelang magrib, biasanya saya datang ke Pulau Cemeti. Matahari
terbenam dari tempat ini indah.
Lalu, salah satu tempat yang sering saya kunjungi adalah
Kotagede. Tempat ini menyenangkan untuk sepedaan sore-sore. Banyak peninggalan
bersejarah karena dahulu tempat ini merupakan ibukota Kerajaan Mataram. Karena
menyukai suasana tempat ini, beberapa tahun yang lalu saya dan suami memutuskan
menikah di tempat ini. Di sebuah rumah joglo yang disebut Ndalem Sopingen.
Dulu, rumah ini milik seorang abdi dalem penjaga makam raja. Karena rumahnya
besar, tempat ini pernah dipakai sebagai lokasi pertemuan para tokoh pergerakan
nasional. Mulai dari HOS Cokroaminoto, Samanhudi, Ahmad Dahlan, hingga Ki
Hadjar Dewantoro. Sebenarnya dulu saya menikah di tempat ini rada kecelakaan
sih. Awalnya saya ingin melaksanakan akad nikah di Masjid Agung Kotagede.
Setelah mengurus surat-surat, saya baru tahu kalau masjid ini masuk ke
Kabupaten Bantul. Meskipun orang lebih mengenal masjid ini di wilayah Kotagede.
Berhubung saya malas mengurus ulang surat-surat, ya sudah.
Jogja itu tempat pulang bagi setiap orang yang pernah singgah di sana. Bahkan menjadi rumah kedua setelah kampung kelahirannya sendiri.
BalasHapusSetuju bgt.. gak pernah lapuk dimakan usia.. bahkan saya jauh lebih tertarik dibandingkan melancong ke Bali.. hehheheh
HapusSaya tinggal di Muntilan, Magelang. Tapi mertua saya selalu bilang rumah saya Jogja.. Karena deket kali ya. Hehehe
BalasHapusMungkin mereka lebih familiar dengan kota Yogyakarta
HapusIya. Tempatnya ngangenin
BalasHapusaku juga suka banget ke beringharjo lantai atas. bahagia kalo bs nemuin "harta2" unik, bagus, trus harganya murah. Ga udah nawar banyak pula. Yess!XD
BalasHapuswahh bonus foto cantik
BalasHapuspertama nyoba brongkos di Handayani Alkid..., enak ya
BalasHapusabang becak yg kasih tunjuk tempat ini, akhirnya dua hari berturut2 sarapan pagi di sini
Aku selalu ingin pulang ke Jogja deh Fi, banyak hal menarik yang aku dapat disana..sehingga selalu membuat rindu untuk kembali ke Jogja...
BalasHapusJadi inget kalo setiap lewat Jogja wkatu itu sempet di ajak main ke kosan mbak Lutfi.. hehheheh.. pertama kali denger tentang mbak Lutfi dr mas roziq di ceritain betapa kerennya mbak Lutfi masih SMA udah coba Travelling di pulau Jawa.. dr ujung ke ujung.. waaah kapan yah saya bisa begitu.. hheheheh
BalasHapusKalau aku dr dulu suka jalanan Malioboro, semenjak ngekos dan kuliah di Jogja, seminggu sekali aku selalu menyempatkan buat duduk-duduk di kursi-kursi jalanan malioboro, asik gt mengamati berbagai tingkah laku orang hahah
BalasHapusAh pokoknya Jogja selalu Istimewa mbak 😆
Ah jogya memang ngangeni..
BalasHapusSy malah pgn nanti pensoun pindah ke yogya,,hehe
Selalu ada alasan kembali untuk satu kata ini: Jogjakarta.
BalasHapusJogja selalu eksotis. Satu kota yang saya rindukan di pulau Jawa selain Bandung, adalah Jogja.
BalasHapusKayaknya kalo kesana seru ya... sayang belom pernah kesana... 😞
BalasHapusKayaknya kalo kesana seru ya... sayang belom pernah kesana... 😞
BalasHapus