Senin, 07 Agustus 2017

Berkenalan dengan Tanah Ombak di Padang



Waktu Melati Taman Baca menawari saya untuk ikut program magang literasi di Kota Padang, saya langsung bilang iya tanpa pikir panjang. Di bayangan saya, seru bisa tinggal di rumah penduduk sekaligus bertemu pegiat literasi lain. Saya juga bisa belajar bagaimana mengajak masyarakat menyukai buku. Lokasi magang kami di Tanah Ombak, sebuah taman baca yang beralamat di Jalan Purus 3 no 30, Kota Padang. Awalnya saya agak kaget waktu sampai di sana. Taman bacanya terletak di ujung gang sempit. Dalam bayangan saya, sebuah tempat yang dipilih sebuah direktorat di Kementrian menjadi lokasi magang pasti punya fasilitas lebih.  Tanah Ombak “hanya” sebuah rumah dengan atap seng dan tembok sederhana. Saya baru mendapat jawaban dalam beberapa hari kemudian. Ruangan luas penuh rak buku tersebut unik karena punya banyak kegiatan.


Belum ada satu jam di sana, kami dan peserta lain dikelilingi oleh belasan anak usia SD. Pengunjung rutin taman baca itu begitu tertarik dengan asal kami dan apa yang kami kerjakan sehari-hari. Sekitar tiga tahun lalu, mereka mulai berdatangan ke rumah tersebut karena membutuhkan tempat bermain. Pak Hen, pengelola tempat tersebut memfasilitasi anak-anak sekitar untuk berlatih menari. Mereka bermimpi menjadi terkenal. Bisa jadi itu akibat terlalu banyak menonton TV. Kebiasaan yang mereka dapat dari orangtuanya.

Supaya anak-anak ini punya kegiatan positif, Pak Hen mengajak mereka berlatih teater. Asisten-asistennya sempat kewalahan mengatasi anak-anak yang terlanjur liar dan mudah berkata kotor. Mereka dibentuk oleh lingkungan keras. Orangtua mereka secara turun-temurun menyewa rumah-rumah kecil tanpa ruangan yang memadai. Tinggal di antara nelayan tanpa kapal, tukang parkir, sampai pedagang asongan. Penduduk di kampung tersebut bahkan memiliki tingkat penggunaan narkoba dan angka kejahatan tinggi. Pak Hen kemudian berkolaborasi dengan Yusrizal KW untuk membuat gerakan yang lebih terstruktur.


Yusrizal Kw yang sehari-harinya bekerja sebagai redaktur budaya di Harian Padang Express percaya jika pengetahuan mampu mengubah hidup seseorang. Ia percaya dengan membaca, seseorang mengisi kembali kepalanya dengan ilmu. Mulailah keduanya mengajak anak-anak di Purus membaca. Hal yang sulit awalnya. Membaca bukan bagian dari budaya mereka.  Pengelola Tanah Ombak bahkan mengiming-imingi anak-anak dengan kue supaya mau membaca buku.

Selain membuka Taman Baca di Purus Tiga, Tanah Ombak juga menggelar lapak buku di tempat umum. Kegiatan bernama vespa pustaka tersebut berjalan tiap hari jumat, sabtu, dan minggu, Vespa tersebut berhenti di beberapa titik supaya orang luar dapat membaca. Saya suka taglinenya: Kutemui Kamu sampai Membaca. Setuju sekali. Buku itu hanya benda mati. Perlu ada yang memperkenalkan buku menyenangkan supaya orang mau membaca. Kami sempat mengikuti vespa pustaka berkeliling sembari mengenal Kota Padang. Saya akan menulisnya bersama tempat-tempat wisata di Padang dalam postingan lain. 


Kegiatan di Tanah Ombak masih tergolong baru karena dimulai tahun 2014. Saya salut karena dalam usia singkat mereka punya banyak pencapaian. Saya harap kegiatan tersebut terus berjalan sepuluh tahun ke depan. Supaya saya bisa melihat pengunjung setianya tumbuh dewasa dan memiliki hidup lebih baik daripada orangtua mereka.

Ps: Saya berangkat ke Padang sebagai relawan dari Melati Taman Baca. Tentang rumah baca di jalan Ampera 2, Jakarta tersebut bisa dilihat di sini.

31 komentar :

  1. keren sekali kegiatan Taman Bacaan di Pdang ini..
    mudah2an anak2 dan remaja yang terbiasa di lingkungan yang keras bisa dilembutkan dengan bacaan bermanfaat
    salut banget dengan kegiatan ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga salut. Tanah Ombak, nama yang keren sekali. Kira-kira nanti jika impian saya terwujud dikasih nama apa ya ?

      Hapus
    2. Iyaaa.. terbiasa dengan lingkungan yang keras. semoga ada lebih banyak lagi ya?

      Hapus
    3. Salut 👏👏👏.julukan atau nama yang keren.

      Hapus
  2. semoga establish dan banyak yang meniru

    BalasHapus
  3. Sekarang mulai tumbuh berbagai kegiatan membaca seperti ini, ya. Senang lihatnya. semoga semakin banyak anak Indonesia yang mendapatkan kesempatan membaca buku :)

    BalasHapus
  4. lingkungan memang mudah membentuk anak2 spt apa krn anaka2 peniru ulung alhamdulilah y mba ada yg mau menggerakan lierasi ini ditengah2 kondisi mereka salut banget ���� btw yg tagline vespanya aku juga suka kutemui kau sampai membaca mantappp.

    BalasHapus
  5. boneka nya masih ada mbak Lutfi ?
    ceritai aagi kisah boneka nya...di fb juga boleh...

    BalasHapus
  6. semoga indonesia minat bacanya bertambah baik generasi muda atau lanjut

    BalasHapus
  7. Namanya asyik, Tanah Ombak, padahal aku gak liat ombak
    semoga istiqomah mbak,salut banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ga sampai 500 meter dari tempat tadi ada pantai

      Hapus
  8. Semoga dengan adanya kegiatan ini minat membaca setiap orang bisa bertambah khususnya diIndonesia

    BalasHapus
  9. Inspiratif,,semakin byk yg begini maka yakin indonesia akan jauh lebih baik dalam bbrpa tahun ke depan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. seru juga kalau ada kegiatan serupa di tiap desa

      Hapus
  10. semoga makin sukses buat kegiatannya mbak, keren euy

    BalasHapus
  11. Keren banget kegiatannya, Mbak. Semoga semakin banyak penduduk Indonesia yang senang membaca ya.

    BalasHapus
  12. Iqro, bacalah. Membaca harus menjadi suatu kebiasaan agar wawasan kita semakin luas. Salut buat kegiatannya mbak.

    BalasHapus
  13. Saya membacanya jadi ikut terharu. Saya jadi ingin kesana, biar lebih tahu kondisi secara langsung. Karena saya juga punya cinta-cita ingin membuka rumah buku ,tapi sayang koleksinya masih sedikit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga bisa tercapai ya. dulu aku buka perpustakaan modal buku-buku pinjeman

      Hapus
  14. Peejuangan untuk memancing minat baca anak anak memang butuh extra di zaman sekarag, apalagi membuat mereka dari hal - hal negatif yang timbul dari lingkungan. Ah luar biasa kak bisa turun lansng ketkp9

    BalasHapus
  15. pengalamannya keren mbak. perjuangan mereka juga luar biasa. semoga tetap istiqomah mereka.
    salam kenal mbak

    BalasHapus
  16. taman baca yang unik dan keren...semua orang yang melihat pasti bakal tertarik

    mantap artikelnya...

    BalasHapus
  17. Wah kece nih Mbak Taman Bacanya. Pasti setia orang ingin mampir untuk baca.

    BalasHapus
  18. Kalau banyak kegiatan semacam ini, minat baca masyarakat Indonesia bisa diperbaiki. sudah banyak pegiat literasi di beberapa kota yg terpublikasi. Dibanding yg ada tp mungkin lebih banyak yg belum ya mbak😊

    BalasHapus
  19. Salut. Semoga anak-anak di Tanah Ombak tumbuh menjadi orang2 yang bermanfaat

    BalasHapus