Tahun ini, Grup Kompas Gramedia bekerjasama dengan Kementrian Pariwisata merayakan keberagaman tersebut dengan tajuk Festival Imlek Indonesia 2017. Saya beserta dua rekan blogger, Gana dan Innayah, kali ini mendapat undangan untuk mengikuti jalannya Festival Imlek Indonesia 2017. Selama dua hari, kami mengikuti rangkaian kegiatan tersebut dengan bonus berwisata sejarah dan kuliner di Kota Palembang.
Acara dibuka pada hari Sabtu, 11 Februari dengan pawai oleh komunitas-komunitas yang ada di Sumatera Selatan. Ada grup pramuka, paskibaka, koko dan cici, hingga barongsay memenuhi jalanan. Awalnya saya sempat heran waktu melihat reog Ponorogo tampil di sini. Ternyata, acara ini juga dihadiri komunitas perantau yang menetap di Sumatera Selatan. Sebelum masuk ke ruangan di Palembang Sport and Convention Centre, peserta pawai ini membuat pertunjukkan. Ada tarian barongsay hingga beragam musik yang dibawakan oleh peserta.
Acara dalam gedung silih berganti dengan beragam pertunjukan tari dan lagu dengan nuansa imlek. Ini kali pertama saya mendengar guritan: pantun tradisional dalam bahasa daerah. Dahulu pantun ini dilantunkan pada upacara pemakaman. Panjangnya bisa mencapai tujuh hari tujuh malam. Guritan ini merupakan salah satu kekayaan sastra lisan di Indonesia yang hampir punah. Isinya tentang petuah bijak agar manusia bisa menjalani hidup dengan baik. Karena kali ini guritan dipertunjukkan dalam rangka Imlek, isinya tentang keberagaman di Palembang. Guritan tersebut mengajak kita untuk menjaga kerukunan.
Puncaknya dibuka oleh tabuhan gong oleh Gubernur Sumsel Alex Noerdin bersama deputi Pengemabangan dan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitane dan beberapa pejabat daerah. Seusai membuka, Gubernur juga menandatangai Sampul Hari Pertama perangko seri tahun ayam api. Saya dan Gana sempat ingin memilikinya. Seru kan kalau kami bisa mengirimkan dari Palembang, tempat perangko tersebut diluncurkan? Kami mencari ke kantor pos keliling yang ada di depan gedung, sayang kami harus cepat berpindah ke lokasi lain hingga tidak sempat membelinya.
Selama dua hari, ada banyak sekali acara di Palembang Sport and Convention Centre. Mulai dari festival mie, lomba busana, sampai lomba memasak. Ada juga stand yang menyewakan baju-baju ala negeri Tiongkok. Pengunjung bisa berfoto di beberapa banner dengan nuansa Tiongkok. Serunya, pengunjung bisa masuk dengan gratis. Wah, sayang festivalnya cepat berlalu. Saya masih ingin mencicipi nuansa imlek di Palembang.
penasaran dengan kampung Al Munawar...
BalasHapuspadahal dekat dengan rumahku dulu, dulu sih memang belum dibagusin ya
nggak sabar nuggu lanjutan ceritanya
Lagi ditulisss... Paling senin diupload. Belum sempat milih foto nih
Hapusmeriah sekali, seperti warna merah yang sangat kental dengan suasana imlek
BalasHapusIya, acaranya banyak banget. Kita aja nggak bisa ngikutin semuanya.
HapusTahun depan ke sana ah, hehe
BalasHapusBaca tulisanku berikutnya deh buat referensi.
Hapusmenyenangkan sekali mbak nampaknya :D
BalasHapusIyaa... Karena kita dapet gratisan :D
HapusAkhirnya ke Palembang bisa jumpa sama gubernur Palembang ya :p
BalasHapusHa... Ha... Ga kepikir itu malah :D
Hapustahun 2006 sempet mampir ke Palembang, foto-foto di atas jembatan ampera dan makan pempek :D
BalasHapustenyata imlek disana rame juga ya :D
Rame banget ya Mbak. Ada paskibra juga? wih wih, beragam komunitas jadi satu ya
BalasHapusAku belum pernah menjejakkan kaki ke Palembang heu heu...
Keren hasil foto-fotonya mba. Saya suka acara yang penuh keceriaan dan keramaian seperti ini, ada banyak warna.
BalasHapusIni kunjungam perdana, salam kenal dari Makassar
Hallo Plembang. Wonf Kito Galo
BalasHapusHiehiehiehiee
Perayaan IMLEK juga sangat meriah di Singkawang (Kalimantan Barat) dan kemudian disusul dengan perayaan Cap Go Meh. Wah senang rasanya jika bisa berkunjung ke Palembang suatu hari nanti. Saya ada banyak teman di Palembang, dan beberapa kali pernah mendapat kiriman Pempek dan cuko nyo. Hieiheihee. Salam kenal ya dari Blogger Pontianak.
Wah guritan, guritan ini dulu waktu SD kayak pernah dger cuma skrg sudah sedikit lupa.
BalasHapusJadi penasaran isinya kayak gimana.
Imlek-imlek di tempat lain ternyata punya ciri khasnya ya kak. Yang ini meriah dan menyenangkan sekali.
Iyaa... Di tiap tempat pasti kecampur dengan budaya lokal. Aku aja pengen ke Singkawang
Hapuswow sampe ada festivalnya begini, pasti seru banget nih.
BalasHapusbtw, itu... ada patkai? ._.
yeeyyy ada namaku
BalasHapusTernyata di kota Wong Kito Galo festival imlek dikemas dengan sangat apik. Palembang benar2 berbenah untuk destinasi wisata yak.
BalasHapusPenasaran dengan kelanjutan wisatanya.
1 kota yg ampe skr blm pernah aku datangin, padahl aku tergila2 dgn kulinernya :D... jd pgn ke palembang abis baca ini...
BalasHapusada rombongan perjalanan ke baratnya, xixi
BalasHapuscu pat kainya loh haha
asyik mbak reportasenya...
Aku belum pernah ke Palembang :p padahal suka banget sama pempek2 hahaha
BalasHapus