Hore… Jalan-jalan lagi. Kali ini saya dan rombongan blogger akan mengelilingi pantai dan pulau di Lombok Timur. Perjalanan ini bagian dari acara bernama TWGathering. Kegiatan yang diadakan oleh Badan Promosi Pariwisata Daerah NTB ini bertujuan mempromosikan wisata di Lombok dan Sumbawa.
Dari Kota Mataram kami berkendara sekitar dua jaman ke tempat bernama Tanjung Luar. Setelah berganti baju, kami menyebrang dengan kapal ukuran 8x 1 meter. Untung kapalnya cukup besar, jadi kami tidak terlalu merasakan guncangan ombak.
Pagi itu langit sangat cerah. Warna birunya membayang di air laut. Di beberapa tempat yang lebih dangkal, laut berwarna toska. Beberapa saat setelah meninggalkan daratan, kami bertemu bagan di tengah laut. Bangunan dari bambu tadi menurut pemandu kami dipakai untuk menangkap lobster. Ratusan camar bersayap putih bertengger di bagan-bagan tadi. Mereka terbang ke segala arah saat perahu mendekat. Cantik. Sayang, lensa kamera saya terlalu pendek untuk memoto mereka.
Kami tiba di pulau pertama. Namanya Gili Sunut. Senang rasanya turun dari kapal. Disambut langit biru, pasir putih, dan air yang jernih, kurang apa coba? Pulau ini dulu pernah dihuni waktu jaman Jepang. Sekarang tinggal sisa-sisa rumah yang rusak dan ditinggalkan. Sekeliling pulau penuh dengan pohon banten yang biasa dipakai sebagai pembatas kebun atau pekarangan rumah. Entah kenapa pohon tadi meranggas. Batangnya bergelombang tanpa daun. Saat yang lain berjalan-jalan di pulau, saya memilih untuk duduk dan membaca buku. Seperti biasa, saya menyempatkan diri berfoto untuk akun media sosial. Yoi demi kampanye bawalah (dan baca) buku di mana saja.
Kaki saya beberapa kali hampir kena pecahan kaca. Awalnya, saya heran darimana datangnya sampah tadi. Saya kemudian teringat kalau kaca butuh waktu hingga ribuan tahun untuk terurai. Bisa jadi itu sisa kaca puluhan tahun lalu.
Berhubung sudah waktunya makan, kami pergi ke Pantai Pink. Pantai Tangsi ini lebih dikenal dengan nama tadi karena pasirnya berwarna merah muda saat terkena sinar matahari. Warna tersebut berasal dari pecahan hewan-hewan laut. Pulau ini juga bisa ditempuh lewat jalan darat dari Lombok.
Di sana kami bertemu serombongan turis yang mengendarai motor.
Kami singgah untuk makan siang di salah satu warung. Ternyata operator travel kami sudah menyiapkan berbagai masakan laut. Ada beberapa jenis ikan dibakar, sotong, sampai ikan kuah kuning. Dan, tak ketinggalan selalu ada sambal yang lebih dari satu macam. Namanya juga blogger, dan tidak bisa lepas dari media sosial, teman-teman berebut untuk memoto makanan.
Usai makan, kami jalan-jalan sebentar ke atas bukit. Kami bisa melihat keseluruhan lekuk Dari sana Pantai Pink. Ternyata di balik bukit juga ada pantai lain. Sayang mendung tebal, langit mendadak berubah jadi kelabu. Waktu kami hendak turun, tiba-tiba hujan deras turun. Berteduhlah kami di sebuah dagau nelayan. Seorang kakek sedang menjalin jaring ikan di sana.
Usai hujan reda, kami melanjutkan perjalanan. Waktunya snorkeling!
Seharusnya kami snorkeling di Semangkok--kawasan yang terkenal sebagai sumur ikan. Katanya sih, ada banyak ikan warna-warni di sana. Berhubung arus air sedang keras, kami memilih tempat lain. Bahaya kan kalau terhempas ombak ke karang. Keselamatan itu yang pertama. Tapi, saya sudah puas kok snorkling di tempat ini. Airnya jernih dan terumpu karangnya masih rapat. Kami kemudian melanjutkan snorkling ke tempat lain bernama Gili Petelu.
Dalam perjalanan pulang, kami mampir di Gili Kambing. Pulau ini salah satu pulau yang tingginya tergantung dengan pasang surut air laut. Saat kami berangkat tadi, pulau ini terendam air. Setelah sore, timbul pasir berwarna putih. Kalau mau, kami bisa jalan kaki ke Gili Maringkik. Dari jauh saya bisa melihat perumahan penduduk di sana. Seluruh penduduk di pulau tadi hidup sebagai nelayan. Aduh, sepertinya seru kalau bisa tinggal di sana beberapa hari untuk membuat film pendek.
Bagian terasyik dari pulau ini adalah bintang laut lucu betebaran di mana-mana. Warnanya pink dan oranye. Sebelum memoto kami sempat berdebat. Bintang laut kan hidupnya di air. Mengambilnya dari laut sama saja dengan memisahkannya dengan oksigen. Untung saja bintang laut jenis tadi masih bisa diangkat dari laut. Ingat, jangan lama-lama. Kami kemudian pergi ke Gili Pasir untuk melihat matahari terbenam.
Kami kemudian kembali ke Tanjung Luar.
Setelah menumpang mandi sebentar di sebuah Pom bensin, kami melanjutkan makan malam di Rumah Makan Kelor di daerah Pancor. Rumah makan tadi menyajikan hidangan khas Lombok Timur. Dan, saya suka makanannya. Meskipun lagi-lagi pedas bukan main. Saya tertarik dengan menu yang disebut Kelak kuning. Itu semacam sayur labu dengan daging ayam yang dimasak dengan kuah kunyit kental. Saya sampai menemui tukang masaknya untuk menanyakan bumbunya. Mereka ternyata menambahkan kemiri untuk membuat masakan gurih.
Kami sampai di Wisma Nauli, Sembalun jam 10 malam lebih. Saya kemudian tertidur dengan lelap. Udara di sini dingin dan sejuk untuk tidur. Apalagi selarian tadi lelah. Saya tertidur dengan damai. Ini hari yang menyenangkan.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Keren euy! Udah 2 tulisan aja nih ;)
BalasHapusSayang aku gak ikutan wisata gili dan Pantai Tangsi. Kudu balik lagi ke Lombok niiih....
Soalnya kalo ditunda bakal numpuk dan g kekejar. Yuk ke sana lagi. Yang lebih lama.
HapusIya... Emang kudu balik lagi. Yang jelas, kalo balik lagi ke Lombok, aku mau sediain waktu minimal 2 hari buat males2an di Nauli. Sambil nulis ato baca buku.
HapusWahhhhh,,,mbak Lutfi nih yang paling rajin...:)
BalasHapusSuka deh..
pecahan hewan2 laut?
BalasHapusmungkin maksudnya alga kali yah?
atau alga adalah hewan?entahlah,,hehee :D
Ah aku jadi ingat keramahan kakek yang sedang makan di dangau bersama istrinya. Kita (banyakan kan yah) berteduh di dangau si kakek shg beliau harus berbagi tempat untuk kita. Padahal beliau lagi makan, kalau diingat lagi jadi gak enak hati. Makasih kakek! :)
BalasHapusTerberkatilah perjalanan ke sini. Cuaca cerah dan ombak yang bersahabat. Pengen nyebur di pink beachnya udah buru2 balik :'(
BalasHapusKeren euy tempatnya
BalasHapusPantai Pink memang kerren banget.... :D salah satu andalan Wisata Lombok
BalasHapus